Friday, January 13, 2012

Memaknai Desember


Bermula dari perasaan: betapa cepatnya waktu berlalu dan hampir setahun berselang, saya rasanya belum mengerjakan apa pun yang benar-benar penting dan berarti, saya mencoba "menangkap" momen-momen terakhir menjelang pergantian tahun, tepatnya selama 31 hari terakhir di tahun 2011 dengan mencatat hal pertama dan terakhir yang saya pikirkan setiap harinya. Itu sebabnya saya menamai "proyek kecil" ini First and Last Project. Tentu saja, seperti biasanya, saya mencoba mengajak teman-teman terdekat untuk ikut serta dalam proyek ini. Hanya, seperti biasanya pula, yang benar-benar berhasil saya yakinkan paling banter hanya satu orang. Dan kali ini orang itu adalah sahabat saya, Herny. Tidak seperti saya, dia memilih untuk mencatat apa yang dia pikirkan setiap harinya selama hari-hari di bulan Desember 2011, tapi tidak selalu merupakan hal pertama atau terakhir di setiap harinya. 





Tanpa berpanjang kata lagi, inilah hasil catatan saya selama sebulan terakhir di tahun lalu:





F&LP D1.

F: Hari ini saya bangun kesiangan. Hal pertama yang saya pikirkan adalah betapa saya masih sangat mengantuk dan persediaan kopi siap minum saya sudah habis dari kemarin.

L: Hujan. Pengantar tidur yang menenangkan.









F&LP D2.

F: Alarm bunyi. Sudah jam 6 lagi.

L: Segala sesuatu terjadi karena sebuah alasan. Meskipun alasan itu seringkali tersamar, kabur, dan tidak jelas, bukan berarti tidak ada manfaatnya.







F&LP D3.

F: Sekarang jam berapa ya?

L: Saya tiba-tiba teringat lirik lagu Life yang dinyanyikan Des'ree, "Sometimes given up your dream ain't as easy as it seems." Menulis adalah bagian dari mimpi saya. Satu dasawarsa yang silam, saya pernah melepasnya, mengira itu tidak lebih dari hobi. Nyatanya, menulis masih bagian dari mimpi saya. Melepasnya begitu saja tidak semudah yang saya bayangkan, tepat seperti yang dinyanyikan Des'ree.







F&LP D4.

F: Saya masih mengantuk. Alangkah malasnya memulai hari.

L: Saya ingin 2012 lekas tiba. Menyaksikan lagi Kimi Raikkonen di grid terdepan, meraih pole position, leading di sepanjang balapan, dan akhirnya saat chequered flag dikibaskan, Kimi meraup poin penuh di podium pertama. Semoga terjadi di setiap seri dan The Iceman memenangkan gelar WDC untuk kedua kalinya. The Flying Finn is back.







F&LP D5.

F: Where's my coffee? I need my caffeine.

L: Masih ingin mengerjakan banyak hal, tapi mata tidak bisa diajak kompromi.







F&LP D6.

F: Hah? Sekarang sudahjam 9?

L: Ernest Hemingway, T. S. Elliot, The Fitzgerald, Stein, Dali, Piccaso, dll. Beberapa jam dari sekarang... biografi!







F&LP D7.

F: Saya benci pagi hari dan satu hal yang saya benci melebihi saya membenci pagi hari adalah terpaksa bangun di pagi hari.

L: Saya tidak mengerti mengapa David Nicholls bisa menulis novel dengan ending yang luar biasa tragis. Bagaimana mungkin orang harus melewatkan selama 20 tahun sebelum menemukan bahwa cinta sejatinya berada tepat di depan matanya, lalu setelah melewati dua dekade harus terpisah tiba-tiba saat ajal menjemput? Oh, saya sedang bicara tentang plot film One Day yang diadaptasi dari novel karangan David Nicholls. Oh, saya benci dialog ini, "Whatever happens tomorrow, we've had today." Apa yang istimewa dari satu hari, sementara 20 tahun terbuang percuma? Saya cinta happy ending. Selalu, selamanya. Saya tidak pernah mengerti, mengapa ada novelis yang mau repot-repot menulis kisah cinta yang luar biasa indah, jika endingnya luar biasa tragis? Apakah penulis hebat harus selalu "psikopat"??? Saya menangis dan tak habis pikir, mengapa Anne Hathaway harus tewas di film ini?







F&LP D8.

F: I think the new concept of"best friends forever" means "shrink forever".

L: I think everybody deserves a happy ending. It can be a new home, a shelter, some understanding, emphaty, hope, or even faith. Whatever it is, I wish everyone can get their very own version of happy ending.








F&LP D9.

F: Bangun! Sekarang sudah jam 6 lewat.

L: Hah? Sudah hampir jam 2 pagi? 





F&LP D10.

F: Hari yang baru...

L: Besok acaranya padat. Semoga tidak jadi penat. 





F&LP D11.

F: Astaga, sudah hampir jam 9! Bangun kesiangan lagi.

L: Baca A Lucky Child biar tidak gampang down kalau doa tidak terkabul. Sinopsisnya bilang, "A Lucky Child menjadi pengingat pendorong akan kuasa doa dan ketabahan semangat manusia."






F&LP D12. F: Senin dan hujan. Alasan untuk meringkuk di ranjang lebih lama. L: Flu memangkas kemampuan membaca cepat saya. Besok harus lebih produktif.






F&LP D13.

F: Saya benci alarm.

L: Membaca tentang perjuangan para survivor holocaust selama berada dalam kamp pekerja mau tidak mau membuat orang merasa malu untuk mengeluh. Dibandingkan dengan penderitaan dan ketabahan mereka, apa yang kita sebut sebagai kesulitan hari ini rasanya cuma setitik debu. Manusia mungkin belum benar-benar merasa hidup kalau belum mengalami nyaris mati. Mungkin akan menghemat waktu, jika kita bisa belajar untuk hidup dari mereka yang nyaris mati. Kita akan belajar arti ketabahan lebih cepat dan berhenti memboroskan waktu untuk merengek dan mengeluh.






F&LP D14.

F: Alarm bunyi lagi. 6:10.

L: Mata sudah berat, sudah waktunya terlelap. Masih ada beberapa hal yang harus dituntaskan lebih dulu. Pagi sudah keburu menjelang...




F&LP D15.
F: Reptil mati itu masih berada di kamar saya. Padahal tadi malam ibu sudah berjanji untuk membuangnya karena saya terlalu jijik untuk melakukannya sendiri. Matanya yang tidak bisa berkedip menatap kosong. Kulitnya mengelupas sebagian. Dia terjepit di antara kedua lemari buku. Tak bergerak, diam, dan beku.
L: Sudah lewat pukul 3 pagi. Hari sudah berganti sejak tadi.



F&LP D16.

F: Saya belum siap memulai hari.

L: Hampir menjelang pukul 1 pagi. Masih ada beberapa hal yang harus dibereskan. Menunda tidur hingga beberapa waktu lagi.



F&LP D17.

F: Hari baru kembali tercipta. Entah hujan benar turun atau saya hanya memimpikannya. Saat saya benar-benar terjaga, jejak hujan telah sirna.

L: Dikepung insomnia.



F&LP D18.

F: Bangun terlambat lagi.

L: Kadang manusia dapat merasa terhilang justru di saat bersama melewatkan waktu. Herannya, dia justru menemukan lagi dirinya di saat ia seorang diri.



F&LP D19.

F: Seharusnya bangun pukul 6, tapi justru terjaga menjelang pukul 9.

L: Dikepung insomnia lagi.



F&LP D20.

F: Terjaga sesaat, lalu terlelap lagi.

L: Andai mesin waktu benar ada, saya ingin pergi ke masa depan, melongok sebentar apa yang akan terjadi pada saya. Tapi, saya juga ingin pergi ke masa lalu, mencari tahu apa yang terjadi pada orang-orang yang sudah keburu meninggal sebelum saya terlahir. Tapi, saya juga ingin berada di masa kini untuk terus menjalani apa yang saya miliki hari ini.



F&LP D21.

F: Kali ini saya terbangun sepuluh menit lebih awal sebelum alarm bunyi. Tapi, saya masih ingin tidur lagi.

L: Senyap di luar. Gerimis turun perlahan. Suaranya teredam, nyaris tak terdengar. Sudah pukul 1 lewat. Beranjak tidur diiringi hujan.



F&LP D22.

F: Tak siap menjalani hari. Sedikit demam.

L: Setelah beberapa malam insomnia, kali ini kantuk datang dengan cepat.



F&LP D23.

F: Bangun tepat waktu, tapi tetap ingin tidur lagi. Tidak siap memulai hari. Malam nanti akan berangkat ke luar kota. Belum-belum sudah merindukan rumah.

L: Hari sudah berganti. Baru akan beranjak tidur. Hanya akan terlelap selama beberapa jam. Harus memulai hari tak lama lagi.



F&LP D24.

F: Tak dinyana, meski hanya terlelap dalam beberapa jam, bisa terbangun dengan mudah.

L: Butuh tidur nyenyak, tapi insomnia justru menyerang.



F&LP D25.

F: Hari baru menjelang. Siap atau pun tidak, harus kembali memulai hari.

L: Dua hari lagi tersisa. Sangat merindukan rumah. Berharap hari ini segera berlalu, hari esok segera tiba, dan lekas berlalu pula. Berharap lusa lekas tiba. Biarlah waktu membawaku pulang.



F&LP D26.

F: Hari yang baru menjelang. Tak sabar ingin lekas mengakhiri hari ini agar esok lekas menjelang. Berharap hari yang baru lekas tiba.

L: Lega akhirnya tiba di rumah. Menjelang pukul 2 pagi ketika akan beranjak tidur. Pagi sudah menjelang. Hari baru sudah datang. Selamat pagi, dunia.



F&LP D27.

F: Mungkin karena imbas retreat, pagi ini doa saya seperti ini: "Lord, I’m messy but thank you, You still love me. But Lord, I
want you to know, even though I’m messy, I still love You."


L: 2011 hampi berakhir. Tidak ingin lagi memikirkan hal-hal yang sudah berlalu. Berharap tahun depan akan lebih baik.



F&LP D28.

F: Tak sabar menantikan 2012 tiba. Tapi, tak ingin sisa hari di tahun ini menjadi tidak berarti.

L: Saya tidak pernah bosan menonton Kill Bill meski sudah menontonnya berkali-kali. Saya suka plotnya yang agak mirip komik.



F&LP D29.

F: Setelah beberapa malam insomnia, imbasnya baru terasa sekarang. Kantuk tak kunjung lenyap, memerangkap hingga pagi datang.

L: Lewat pukul tiga saat beranjak tidur. Sebelum tahun ini berakhir, tak ingin membiarkannya tak bermakna. Saya menikmati saat waktu merangkak pergi, dari pagi ke pagi.



F&LP D30.

F: Di antara pukul 6 dan 7.25 saya tidak benar-benar terjaga.

L: Berlalunya waktu dan bertambahnya usia tidak menjamin seseorang lebih dewasa, lebih pemaaf, atau pun lebih bijaksana. "Forgiven, but not forgotten", terkadang hal ini pun terasa sudah maksimal. Saya rasa saya bukan pendendam, tapi saya merasa kadang-kadang manusia melakukan kesalahan fatal dan dia tetap lolos dari hukuman. Setidaknya, dia seharusnya mendapatkan sedikit ganjaran. Apa gunanya melewati waktu dan usia semakin beranjak senja, jika manusia tidak belajar apa-apa dari kesalahannya dan tetap melakukan kesalahan serupa di masa mendatang? Alangkah dungunya melakukan kesalahan, tapi tidak menyadarinya sama sekali!



F&LP D31.

F: Hujan. Itu yang pertama kali saya sadari saat terbangun pagi ini. Dulu, sekarang, dan saya rasa hingga nanti, saya selalu suka hujan. Ada yang puitis tentang hujan. Dan tak ada yang lebih puitis dari sebuah kesadaran, ini adalah hujan yang turun di pagi terakhir di tahun ini.

L: Pukul 3 lewat saat beranjak tidur. Tahun telah berganti.

My Ping in TotalPing.com