Saturday, December 24, 2011

Belajar Tentang Hidup dari Serial Last Christmas (11)


Episode 11 (TAMAT)


Aoi menghilang dari rumah sakit tempatnya dirawat. Haruki menemukannya di apartemennya, tengah sibuk menyiapkan makan malam Natal. Saat Haruki memintanya untuk kembali ke rumah sakit, Aoi marah dan melempar kue tart yang dia siapkan. Sambil menangis, Aoi meninggalkan apartemen Haruki dan kembali ke apartemennya sendiri. Meski Haruki mencoba membujuknya, Aoi tidak mau bicara. Haruki terpaksa meninggalkan pesan di mesin penjawab telepon hingga berkali-kali. Setelah Haruki bercerita bahwa beberapa hari yang lalu ia memimpikan dirinya dan Aoi menjadi kakek dan nenek dan memperebutkan santa claus di kue Natal mereka, Aoi pun luluh. Mereka lalu pergi melihat pohon Natal di pusat kota.





Setelah Takase berhenti dari kantor lamanya, ia kini menjadi waitress di sebuah restauran. Shintani yang datang ke tempat Takase sekarang bekerja meminta maaf pada gadis itu atas batalnya pernikahan mereka.





Usai melihat pohon Natal, Aoi setuju kembali ke rumah sakit dan akan pergi ke Seattle untuk operasi. Kepada dokternya, Aoi menitipkan kado untuk Haruki yang harus dibukanya saat hari Natal. Kado itu sengaja ia titipkan karena ia belum tentu selamat jika operasi yang dijalaninya gagal. Shintani dan Sachiko sama-sama mendesak Haruki untuk mendampingi Aoi menjalani operasi dan tidak usah memusingkan masalah pekerjaannya yang akan terbengkalai sementara ia mengambil cuti.





Hayama yang memenangkan lotere memberanikan diri meminta Takase menjadi isterinya. Karena terlalu gugup, ia pun terjatuh dari tangga restauran tempat Takase bekerja. Sementara Higaki menyusul Fujisawa ke bandara untuk mencegah kepergiannya ke New York. Fujisawa berjanji akan kembali padanya sekembalinya ia dari New York nanti.





Haruki akhirnya mendampingi Aoi pergi ke Seattle. Scene lalu kembali ke bagian awal episode satu di mana Haruki berjalan dengan dikawal oleh pemandu wisata. Ia harus bersusah-payah mencari orang yang mau mengantarnya ke bandara karena cuaca buruk dan libur perayaan Natal. Saat Haruki membuka kado dari Aoi, ia baru tahu bahwa isinya adalah rekaman suara Aoi bahwa ia telah melewati masa lima tahun berjuang melawan penyakit yang menggerogotinya. 





Scene lalu beralih ke tahun berikutnya. Setahun berselang, Fujisawa akhirnya kembali dari New York. Takase yang telah menikah dengan Hayama tengah mengandung. Haruki melihat ada penghuni baru di gedung apartemen yang ia diami. Ia pun teringat Aoi saat pertama kali menjejakkan kaki di apartemen di sebelahnya. Sachiko yang kembali bertengkar dengan suaminya membawa anjingnya, Bobby dan anak-anaknya mengungsi ke apartemen Haruki. Ibu Haruki dan dokter yang merawat Aoi menikah. Ibunya memberikan kastuba pada Haruki. Suami Sachiko juga membawakan kastuba untuk isterinya. Higaki juga membawa kastuba saat menjemput Fujisawa. Begitu pun Hayama yang akan menjemput Takase di rumah sakit setelah melahirkan anak mereka. Semua kastuba itu ternyata dikirim oleh Aoi yang mengirimkan pesan pada Haruki lewat email untuk menjemputnya jika bisa. Ia akan tiba saat hari Natal.





Scene lalu berganti ke Aoi yang mengikuti petunjuk yang ditancapkan di boneka salju. Scene lalu mundur ke saat Aoi akan menjalani operasi. Aoi meminta Haruki yang mewakilinya melihat aurora. Scene beralih lagi ke masa sekarang saat Haruki yang menyamar sebagai santa menjemput Aoi dengan mobil. Mereka menuju ke sebuah kapel dan menikah di sana secara sederhana. Meski terlambat satu tahun dari waktu yang telah mereka sepakati, Aoi dan Haruki akhirnya sampai juga di Yellow Knife dan berhasil melihat aurora seperti keinginan mereka.





Mari belajar menulis dari penulis script Last Christmas:


Episode terakhir yang penuh kilas balik ini terbukti cukup menggugah rasa penasaran penonton yang hampir setengah dari episode ini dibuat penasaran apakah Aoi selamat dari operasi yang harus dijalaninya. Ternyata kata "last" pada judul serial ini bermakna positif. Aoi telah sembuh dan tidak perlu lagi bertanya-tanya apakah Natal berikutnya ia masih bertahan hidup. Cara bercerita dan plot yang bisa menggugah rasa penasaran penonton adalah satu hal yang perlu dipelajari, sekalipun untuk sebuah serial yang berakhir dengan happy ending. Entah mengapa kadang muncul stereotype bahwa film yang berakhir happy ending dianggap sebagai suatu hal yang picisan, padahal dalam hidup bagaimana pun juga manusia memang butuh harapan, dan itu bahkan bisa ditularkan melalui film dengan ending bahagia. Jadi, saya rasa "happy ending" bukan aib, bukan fantasi, juga tidak melulu fiksi. Singkatnya, semua orang berhak mendapatkan akhir bahagia, apa pun versinya.
My Ping in TotalPing.com