Berikut sedikit catatan yang saya tulis saat saya berada di luar kota dan sangat merindukan rumah:
24 Desember 2011
Sangat mengantuk. Saat ini, tidur adalah kemewahan. Sangat merindukan peraduan. Sangat menantikan berlalunya waktu dan tibanya saat untuk memejamkan mata.
25 Desember 2011
Pagi. Hiruk-pikuk. Merindukan kesenyapan. Merindukan kesendirian. Merindukan sunyi. Tersesat dalam kepungan suara. Sangat merindukan rumah.
Sendiri di tengah keramaian. Merindukan rumah, tapi juga merasa bisa sedikit bertahan. Berharap waktu lekas bergulir dan hari lekas berganti, membawaku pulang ke tempat aku seharusnya berada, merasakan lagi nyamannya sesuatu yang konstan. Rutinitas yang bisa kutentukan sendiri. Dalam hati berjanji, akan membuatnya terlalui lebih berarti, lebih dari hari-hari sebelumnya.
Aku menunggu. Pada rutinitasku di tempat yang lain, di waktu yang lain, aku rasa aku juga tengah menunggu. Kali ini aku menekuri pikiran-pikiranku sendiri saat aku menunggu. Di lain waktu, di lain tempat, aku akan menunggu, sibuk membaca apa yang terjadi pada dunia. Benarkah hidup hanya menunggu? Betapa lamban waktu berlalu. Seharusnya aku, tak merasa cukup hanya dengan menunggu. Nyatanya aku, merasa tak cukup hanya menunggu. Berharap bisa melakukan lebih, mengerjakan lebih, membuat menunggu tak selamban biasanya.