Episode 10
Aoi menjalani pengobatan di rumah sakit. Ia juga memperkenalkan Haruki pada keluarganya. Dari mereka, Haruki baru tahu bahwa Aoi diam-diam menyalahkan dirinya saat ibunya meninggalkannya pada usia 9 tahun, begitu pula saat eks suaminya memilih meninggalkannya setelah mengetahui penyakitnya. Tapi, saat teman sekamar Aoi yang menderita penyakit yang sama dengannya meninggal hanya beberapa jam dari terakhir kali Aoi berbincang dengannya, Aoi berniat mengunjungi laut di dekat rumah masa kecilnya. Ia takut tak punya kesempatan melihat laut lagi.
Dari ayah Aoi, Haruki mengetahui berniat mengambil benda kenangannya yang tertinggal di rumah eks suaminya. Haruki pun mencari rumah eks suami Aoi, tapi tidak bertemu pria itu. Ia sempat dikira akan meminta uang oleh saudara perempuan eks suami Aoi. Ternyata benda kenangan yang sangat diinginkan Aoi adalah suling pemberian ibunya.
Aoi dan Haruki jadi juga mengunjungi laut di dekat rumah masa kecil Aoi. Saat akan berfoto bersama, Aoi berkali-kali mengacaukan posenya, membuat Haruki keheranan. Sambil menangis Aoi mengaku ia takut itu adalah kali terakhir mereka berfoto karena tak lama lagi ia mungkin meninggal akibat penyakitnya.
Setelah Aoi kembali ke rumah sakit, Haruki melanjutkan bekerja. Aoi juga sudah kembali gembira saat mendengar acara radio yang dibawakan Sachiko yang mendaulat Hayama, Shintani, dan Higaki untuk menyanyi secara on air. Aoi berusaha mengiringi nyanyian mereka dengan suling pemberian ibunya yang sudah rusak. Sebelumnya, Takase yang batal menikah akhirnya mengundurkan diri dari perusahaan dan tidak mengurungkan niatnya meski dicegah Hayama yang menasihatinya untuk tidak melarikan diri.
Saat pulang kerja, Haruki menyempatkan diri menengok Aoi. Sayangnya dalam waktu singkat, penyakit Aoi bertambah parah dan ia dipindahkan ke ruang gawat darurat. Haruki pun pulang ke apartemennya dan tanpa sengaja menemukan album foto saat Aoi masih remaja di antara benda kenangan yang diambilnya dari rumah eks suami Aoi. Saat Sachiko meneleponnya, Haruki pun tak kuasa menahan tangisnya saat menceritakan perihal Aoi, apalagi saat melihat lagi fotonya bersama Aoi di tepi laut di dekat rumah masa kecil Aoi. Mengingat penyakit Aoi, bisa saja itu adalah momen terakhirnya bersama Aoi.
Mari belajar tentang hidup dari Aoi Yuki:
Tidak ada manusia yang bisa benar-benar siap menjelang kematian, terlebih jika ia masih memiliki semangat dan harapan untuk hidup. Meski begitu, ketabahan Aoi dan kekuatan pribadinya membuat dia menjalani hari-harinya dengan menjadikannya bermakna, dan tidak melulu menyesali penyakit dan penderitaannya.